PARBOABOA - Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia IPSI. Sementara secara internasional, organisasi yang mewadahi pencak silat di berbagai negara adalah Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa atau PERSILAT. Organisasi ini sendiri merupakan hasil bentukan dari empat negara, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam. Sebelum lebih dalam membahas tentang pencak silat, berikut ini secara singkat sejarah pencak silat yang perlu kamu ketahui. Sejarah Pencak Silat Pencak silat Indonesia sudah ada sejak abad ke-7, yang merupakan hasil pengembangan dan keterampilan suku asli di Indonesia dalam berburu dan perang dengan menggunakan alat perang seperti parang, perisai, dan tombak yang tujuannya untuk membela diri dan mempertahankan diri. Sebagai suatu seni bela diri tradisional, pencak silat berasal dari negara Indonesia. Seni bela diri ini sudah dikenal secara luas oleh negara-negara di Asia seperti, Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina dan Thailand. Organisasi Pencak Silat Organisasi adalah suatu wadah yang dibentuk dan memiliki tujuan yang ingin dicapai di masa depan. Sebagai seni bela diri tradisional khas Indonesia, silat sendiri memiliki induk organisasi yang menaunginya. IPSI singkatan dari Ikatan Pencak Silat Indonesia sebagai nama induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah organisasi yang mewadahi perkembangan dan kelestarian seni bela diri ini. Pencak silat berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai permainan atau keahlian dalam mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, menyerang, dan membela diri. IPSI juga dikenal sebagai organisasi silat nasional tertua, dan setelahnya terbentuk organisasi lain yakni Persatuan Pencak Silat Antarbangsa Persilat. Didirikan oleh Eddie. M. Nalapraya yang berdiri di tanggal 11 Maret 1980. Pada masa tersebut Eddie juga diketahui menjabat sebagai ketua di IPSI. Adapun organisasi pencak silat lain yang dikenal di Indonesia dan dunia adalah PESAKA Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia di Malaysia PERSIS Persekutuan Silat Singapore di Singapura PERSIB Persekutuan Silat Brunei Darussalam di Brunei Darussalam. Seni bela diri ini kemudian juga mulai dikenal negara di benua lain, seperti Amerika dan Eropa. Bahkan tidak sulit menemukan perguruan pencak silat di negara-negara tersebut, sebagai sarana bagi masyarakat setempat mempelajari pencak silat sebagai ilmu bela diri. Kemudian, sesuai dengan berbagai sumber catatan sejarah pencak silat di dunia. Saat ini sudah diakui sebagai salah satu cabang olahraga dan di Indonesia sering diselenggarakan kompetisi pencak silat. Seperti kompetisi Olimpiade Olahraga Siswa Nasional O2SN hingga Pekan Olahraga Nasional PON. Baca juga Ciri Ciri Tari Klasik dan Pola yang Digunakannya Aliran Pencak Silat Seiring berjalannya waktu, seni bela diri pencak silat di Indonesia mengalami banyak perkembangan. Hal ini bisa kita lihat dari banyak sekali aliran dalam pencak silat, mulai dari yang tertua hingga yang baru dibentuk. Berikut ini adalah beberapa aliran seni bela diri pencak silat yang ada di Indonesia, antara lain yaitu 1. Persaudaraan Setia Hati Terate PSHT Aliran pencak silat yang pertama adalah Persaudaraan Setia Hati Terate atau sering disebut dengan PSHT. PSHT sendiri telah ada di Indonesia pada saat masa Indonesia belum merdeka. Hanya saja, secara resmi aliran pencak silat ini baru berdiri pada tahun 1903 oleh Ki Ngabehi Soeromihardjo atau yang lebih dikenal sebagai Eyang Suro dengan nama Djojo Gendilo Tjipto. Sementara itu, tepat pada tahun 1917, berubah nama menjadi Persaudaraan Setia Hati . 2. Pencak Silat Pagar Nusa Pagar Nusa sendiri sudah sejak dahulu ada di lingkungan pesantren Nahdlatul Ulama NU. Selain Pagar Nusa, sebenarnya terdapat banyak aliran silat di kalangan NU sendiri. Sementara itu, nama Pagar Nusa diketahui merupakan singkatan dari Pagar NU dan Bangsa. 3. Pencak Silat Perisai Diri Selanjutnya, aliran pencak silat yang ketiga yaitu Perisai Diri. Dibentuk pada 2 Juli 1955 di Surabaya, Jawa Timur, Perisai Diri merupakan salah satu aliran pencak silat tertua di Indonesia yang didirikan oleh RM Soebandiman Dirdjoatmodjo, putra bangsawan Keraton Paku Alam. Baca juga Wayang Sebagai Mahakarya Dunia 4. Pencak Silat Merpati Putih Merpati Putih sendiri dikenal sebagai aliran pencak silat yang dilakukan dengan tanpa senjata dan alat atau bisa disebut tangan kosong. Merpati putih pada awal diajarkan secara khusus untuk Komando Pasukan Khusus Kopassus di setiap kesatuan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ABRI. Hanya saja, aliran pencak silat ini lambat laun mengalami perkembangan dan semakin banyak dipelajari oleh masyarakat Indonesia 5. Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah Pencak silat Tapak Suci pada dasarnya merupakan seni bela diri yang dibentuk secara khusus sebagai bagian dari organisasi masyarakat Islam Muhammadiyah. 6. Pencak Silat Cimande Aliran pencak silat di Indonesia yang keenam berasal dari daerah Jawa Barat yaitu Cimande. Pencak silat Cimande merupakan sebuah seni bela diri yang berkembang dari Kampung Cimande, Caringin, Kabupaten Bogor. Seni bela diri ini terkenal sebagai aliran pencak silat yang menjunjung tinggi nilai-nilai, norma-norma dan perilaku yang diwariskan oleh leluhur Cimande. Terdapat bebrapa kategori dalam pencak silat, antara lain Kategori tanding, kategori tunggal, kategori ganda, kategori regu. Yang bukan termasuk kategori dalam pencak silat adalah kategori campuran. Demikianlah penjelasan mengenai pencak silat sebagai seni bela diri tradisional Indonesia dan induk organisasinya yang perlu kamu ketahui. Semoga bermanfaat!
Seiringdengan upaya mempersatukan perguruan pencak silat di Indonesia dalam wadah organisasi IPSI, maka Yiusika ikut mendaftarkan diri menjadi anggota IPSI pada saat Kongres IPSI ke-4 tahun 1973. termasuk Belanda dan Singapura. PSN Perisai Putih memiliki tiga sumbu keilmuan, yaitu sumbu Surabaya, sumbu Jakarta, dan sumbu Makassar Pencak silat saat ini tidak lagi menjadi monopoli Indonesia semata. Pencak silat perlahan bahkan telah akrab tidak hanya di wilayah negara – negara Asia Tenggara namun juga di wilayah Eropa dan negara pun mendirikan organisasi – organisasi sebagai wadah untuk pencak silat di negara mereka. Berikut ini adalah beberapa organisasi pencak silat baik di Indonesia maupun luar IndonesiaPERSILAT, atau Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa. Organisasi ini didirikan pada 11 Maret 1980. Indonesia, Malaysia dan Singapura menjadi negara penggagas didirikannya organisasi ini. Eddie M. Nalapraya terpilih sebagai Ketua Presidium yang pertama. Setelah terpilihnya Ketua Presidium, kongres pertama pun diadakan pada tahun 1983 di berasaskan pada persaudaraan, kekeluargaan, persatuan Saling menghormati serta tidak membeda-bedakan agama dan kebangsaan. PERSILAT sendiri bertujuan untuk menggali, memelihara, melestarikan dan mengembangkan pencak silat beserta nilai – nilainya ke seluruh dunia, membina berbagai kegiatan antarorganisasi, sebagai sarana pembinaan pribadi yang bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa serta memelihara dan menghormati kepentingan tiap sisi keanggotaan, PERSILAT memiliki level keanggotaan yaitu pendiri, bersekutu, bergabung dan anggota muda. Pendiri tentunya terdiri dari negara – negara pendiri PERSILAT yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam. Anggota bersekutu terdiri dari organisasi nasional yang resmi, sementara anggota bergabung terdiri dari organisasi nasional yang belum resmi dan terakhir anggota muda terdiri dari organisasi pencak silat lainnya. Saat ini tercatat ada sekitar 53 negara dengan organisasinya masing – masing yang tergabung dalam pencak atau Ikatan Pencak Silat Indonesia. IPSI merupakan induk organisasi pencak silat Indonesia. IPSI membawahi seluruh perguruan pencak silat yang ada di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada 18 Mei 1948 di Jawa Tengah. Banyak tokoh yang menjadi pendiri organisasi ini diantaranya adalah Mr Wongsonegoro, Soeratno Sastroamidjojo, Marjoen Soedirohadiprodjo, Dr Sahar, Soeria Atmadja, dan atau Persekutuan Silat Singapura. Sama halnya seperti IPSI, PERSISI merupakan induk organisasi pencak silat di Singapura. Organisasi ini memiliki visi dan misi untuk mengembangkan pencak silat khususnya di Singapura. Terdapat enam hal yang menjadi panduan PERSISI dalam menjalankan fungsi organisasinya diantaranya adalah keuletan, passion, integritas, semangat sportifitas, dan atau Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia. PESAKA merupakan induk organisasi pencak silat di Malaysia. PESAKA mewadahi perguruan – perguruan pencak silat yang ada di Malaysia. Secara resmi organisasi ini didirikan pada tanggal 24 September 1983. Pada awal pendiriannya terdapat 14 anggota resmi yang merupakan perwakilan dari perguruan silat Negeri dan Kebangsaan yang meliputi diantaranya Perlis, Pulau Pinang, Perak, Pahang, Wilayah Persekutuan, Kedah, Johor, Melaka, Kelantan, Serawak, Silat Cekak Malaysia, Silat Gayong Fatani, Silat Lincah Malaysia, dan Silat Gayong Malaysia. Persilatdidirikan di Jakarta pada tanggal 11 Maret 1980 dan menjadi satu-satunya organisasi internasional pencak silat di dunia dengan lebih dari 60 anggota negara. Persilat dibentuk oleh empat negara, yakni Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam. This project began with the simple objective of recording the history, culture, and origins of Malay martial art groups in Singapore. It has done so successfully and uncovered information that could possibly lead to more nuanced insights into the origins and development of the Singapore Malay community and more. Read more… The project has established that many of the early members of Malay martial arts groups migrated to Singapore during the 19th and early 20th century from various parts of Southeast Asia such as Sumatra, Java, Sulawesi, the Riau-Lingga islands and the Malay Peninsula. The videos and accompanying writeups that you see on this page were part of what the research team collated as part of its research over a two-year period from 2018 to 2020. Although the videos and writeups cannot realistically claim to capture all possible angles, we nevertheless hope that they will contribute in a small way towards the preservation of the history, culture, and origins of these silat groups. Amanca Temasek Singapore The Amanca Temasek silat school’s style originates from the Bugis of South Sulawesi in modern-day Indonesia. The style is called Unru Pitu in the Bugis language, or Sendeng Tujuh in Malay. It is said to have been passed down to Bugis royalty and especially their protectors for many generations. The school’s silat style is a very practical style that emphasises a quick takedown of the opponent. It has six essential striking moves and focuses greatly on training the student to survive an engagement no matter the odds. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore. Bandangan Asli & Seligi Tunggal Singapore The Bandangan Asli silat style was taught in Singapore during the 1930s at areas like Bras Brasah, Tank Road and Fernhill Village. It is currently taught by the silat guru Mr Muhamad Irwan bin Muhamad Arsek to his students from the Bandangan Asli silat school. This video also shows Mr Hamzah Ifi, the direct descendent of Ifi Suhoor, introducing himself and the silat Seligi Tunggal moves. As a child, Guru Irwan followed his father to various villages around Singapore to conduct silat training. Guru Irwan hopes to continue his father’s legacy in educating the young in silat and get them to better appreciate the beauty and uniqueness of this martial art technique. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore. Bandangan Jati Singapore The Bandangan Jati silat school’s style is of Baweanese origin. It is underpinned by values like kejujuran honesty and amanah trustworthiness, and the inner emphasis that a pendekar warrior should be a good role model for society. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore Benderang Persada Singapore The Benderang Persada silat school style is characterised by a focus on adaptability, aesthetics and discipline. As part of the school’s training, its students learn strikes and seni’, or the aesthetic forms. The school also focuses on Olah Raga sports silat and MMA Mixed Martial Arts and teaches its students how to adapt to any situation they might face. Students are taught how to be disciplined and respectful, as these are key foundations for future success. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore. Chakra Lima Singapore The Chakra Lima silat school’s style is characterised by swift and abrupt movements. It has been passed down for many generations in Surabaya, Indonesia and is said to have been founded in the 14th century by Senopati Ario Bijjanan 1389-1487, who developed it to protect the rulers of the kingdom of Madura. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore. Persatuan Seni Silat Setia Hati ESHA Singapura Singapore The Persatuan Seni Silat Setia Hati ESHA Singapura silat school’s style is characterised by physical moves and athletic, fast and strong strike movements. This is due to the impact of Javanese silat influence on the school’s silat style, which emphasises animal styles, such as the monkey, which is athletic and fast and the tiger, which has strong strike moves. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore. Silat Seni Gayong PASAK Singapura Singapore The Silat Seni Gayong PASAK silat school style is characterised by a focus on rigorous combat moves, aesthetics and discipline. The school incorporates various unarmed and armed combat moves as part of its syllabus. The school’s silat style places emphasis on discipline, traditions and culture as the key foundation upon which the young can develop their personal capabilities and skills. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore. Note Guru Rahim bin Kaslan passed away in May 2020 but we were fortunate to have made this recording in July 2019. Perguruan Silat Seni Gayong Singapura Singapore The Perguruan Silat Seni Gayong Singapura silat school was established in 2009. It aims to teach the young discipline and good moral values through silat training. The school’s training places emphasis on getting the basics right for a strong silat practitioner, just like how a strong moral foundation is necessary to accomplish good things in life. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore. Gerak Silat Olah Raga GRASIO The Gerak Silat Olah Raga GRASIO silat style is a rigorous silat style that requires disciples to graduate through 25 levels of training and master 25 different silat styles. The school’s syllabus is a diverse and organized one which contains both artistic seni and sports silat olah raga elements. The school also teaches its students to be respectful, humble, truthful, and responsible at all times, and to pass on these values to others around them in a virtuous cycle for society’s benefit. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore. Perguruan Silek Harimau Minangkabau Singapore The Perguruan Silek Harimau Minangkabau silat school’s style is inspired by the movement and characteristics of the tiger. It originates from West Sumatra and is characterised by a very low fighting technique, where the fighter keeps close to the ground. The school’s silat style is known for its "kuncian" lock and "tangkapan" capture moves. An opponent is immobilised after being struck and locking moves are done on the hands, feet, and neck to bring him or her to the ground. The pain caused by the locks is effective in neutralising an opponent’s will to fight. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore. Kembang Wali Singapore The Kembang Wali silat school’s style is of Central Javanese origin. The school’s name is made up of two words; “Kembang” is the Javanese word for bunga or flower, while “Wali” indicates that the silat style is derived from Sunan Kalijaga, one of the nine famous saints or wali of Indonesia. The school combines three distinctive silat styles from Central Java the tiger harimau, or macan in Javanese, the snake ular and “Semar” a guardian spirit of Java. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore. Kuntau Asli Singapore The Kuntau Asli silat style is influenced by Northeast Asian martial art styles. It is characterised by an emphasis on aggressiveness and swift movements to bring down an opponent. Macan Pasrah Singapore The Macan Pasrah silat style is influenced by the movements of the tiger. It is characterised by significant movements from each of the 12 Sunda silat styles based on actual fighting experiences with silat masters from the Sunda region of Indonesia. The school places a focus on kindness and humility in its teachings in hopes of producing high-calibre students and teachers for the school. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore. Pekiti-Kali Tirsa Singapore The Pekiti-Kali Tirsa school was established in the early 2010s and places emphasis on the mastery of triangular footwork in order to be a successful martial arts practitioner. The martial art practiced by the teachers and students is of Filipino origin but it has very close cultural and historical proximities to many Malay-Indonesian martial art systems. Pencak Bawean Dheun Singapore The Pencak Bawean Dheun silat school’s style is characterised by the use of deceptive moves to confuse an opponent. The school places emphasis on following old traditions, especially the adab and adat traditional mannerisms and etiquette of learning the art of the Bawean sword. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore. BRijmoy.