Hilyat Al-Auliya’ Kitab Daftar Nama Para Wali Kewalian adalah salah satu topik penting dalam ajaran Islam. Secara khusus, kewalian menjadi pembahasan ilmu tasawuf. Banyak ayat Al-Quran dan hadis Nabi saw. yang berbicara tentang kemuliaan derajat kewalian. Kewalian kemudian menjadi citra Muslim ideal selama ada pihak-pihak yang mulai menyudutkan serta menolak tasawuf, termasuk di dalamnya konsep kewalian. Pihak kontra tasawuf tersebut merujuk kepada perilaku sebagian pengamal tasawuf yang ekstrim sehingga menabrak aturan syariat dan bahkan jatuh dalam sama-sama cenderung berlebihan. Kedua kelompok tersebut pada dasarnya sama-sama-sama merobohkan konsep kewalian yang merupakan ajaran Islam. Kedua sikap ekstrim tersebut berbahaya. Karena itu, perlu upaya penjernihan tentang konsep kewalian yang benar dan yang menyimpang. Upaya penjernihan ini telah dilakukan para ulama sejak zaman antara ulama zaman old yang telah melakukan upaya tersebut adalah Syekh Abu Nu’aim Al-Ashbahani w. 430 H.. Seorang ahli hadis terkemuka Persia yang bergelar Al-Hafizh Penghafal Hadis. Beliau menulis ensiklopedi para wali dan sufi sejak masa sahabat hingga masa beliau hidup yang berjudul Hilyat Al-Auliya’ Fi Thabaqat Al-Ashfiya’ Mahkota Para Wali; Ensiklopedia Manusia Pilihan. Kitab tersebut disusun karena ada para pendusta yang mengaku sebagai sufi, namun sejatinya hanya pembohong. Dalam pembukaan kitab, beliau mengatakan, “Bahwa ada sekelompok orang fasik, jahat, penghalal segala sesuatu, dan pengikut paham hulul yang kafir. Mereka menisbatkan diri pada ahli ilmu, kebajikan, ketakwaan, dan menggunangan simbol-simbol kemuliaan mereka sampai masyarakat awam tertipu penampilan mereka.”Karena kondisi itulah beliau perlu menyusun kitab yang bertujuan membersihkan nama baik tasawuf dan para sufi-wali. Beliau mengatakan, “Dalam menampilkan keberlepasan dari para pendusta tersebut serta pengingkaran terhadap para pengkhianat batil itu, ada pembersihan nama baik para sufi sejati sadiqin dan menjaga kemuliaan orang-orang yang telah mencapai maqam hakikat muhaqqiqin. Jikalau kami belum sempat membongkar pelecehan kaum batil dan buruk tersebut, sebagai implementasi ajaran agama, niscaya hukumnya sudah wajib menjelaskan dan menyebarkan keburukan mereka sebagai perlindungan terhadap kesucian tasawuf.”Buku tersebut memuat paling tidak 689 biografi para sufi-wali. Penyebutan tiap biografi selalu disertai penyebutan sumber informasi, daftar guru, kelebihan para wali dan maqalah-maqalah mereka terkait pengalaman mengamalkan ajaran Islam. Penulisan biografi menggabungkan metode ahli hadis yang memperhatikan akurasi dan metode sufi yang memperhatikan adab. Sederhananya, kitab tersebut menggabungkan sanad dan dua metode tersebut menunjukkan posisi keilmuan penulisnya yang memang menguasai dua ilmu penting dalam Islam; hadis dan tasawuf. Hadis-tasawuf tidak dibenturkan. Tokoh-tokoh kedua disiplin disatukan dalam derajat kemuliaan yang sama; kewalian dan kecintaan kepada Allah azza wa jalla. Pada akhirnya, buku ini ingin menyampaikan pesan; wali itu ada. Nama mereka terukir abadi dalam buku ini. Anda yang ingin tahu siapa saja 689 wali tersebut, bacalah buku ini. Ensiklopedi para wali.Daftar nama Wali Songo dan profil Wali Songo. Tokoh-tokoh Walisongo di Indonesia khususnya bagi umat Islam bukanlah suatu yang baru. Mereka memiliki kedekatan dalam perkembangannya menyebarkan nilai-nilai dan kepercayaan Islam. Pada abad ke 15 di wilayah Jawa, dikenal sebagai Walisongo. pixabay Nama-nama Ulama Indonesia yang mendunia. - Selain Wali Songo, peran para ulama Indonesia juga tidak bisa dilupakan. Keberadaan mereka tidak hanya berperan dalam hal agama. Namun juga politik. Bahkan mereka menjadi salah satu penyebab muncul dan berjayanya kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Sebab peran ulama sangat menonjol sekali dalam pemerintahan yang fungsinya memperkokoh kedudukan para pemimpin. Fungsi lain dari para ulama adalah memberi nasihat spiritual sekaligus memberi legitimasi politik di tengah rakyatnya yang beralih menjadi muslim. Ulama juga memegang peran penting dalam menentukan kehidupan keagamaan. Jika Wali Songo ada 9 orang, maka ada juga banyak ulama Indonesia yang meninggalkan karya monumental. Misalnya Syamsuddin al-Sumaterani w. 1693 M, Nuruddin ar-Raniri w. 1658 M, Abdul Rauf al-Sinkili w. 1693 M, dan Yusuf al-Makassari w. 1699 M. Selanjutnya, pada abad 18 muncul Abdus Samad al-Falimbani w. 1789 M dan Syekh Daud al-Fatani w. 1847 M. Namun para ulama Indonesia itu tidak hanya memberikan sumbangsih besar untuk Indonesia, tetapi mewarnai wajah dunia sampai saat ini. Inilah nama-nama para ulama Indonesia yang mendunia Baca Juga Alasan Ulama Indonesia Syekh Yusuf Menjadi Pahlawan di Negara Lain PROMOTED CONTENT Video Pilihan Selaparangdialihkan ke halaman ini, untuk nama bandara kunjungi Bandar Udara Selaparang. Kerajaan Selaparang adalah salah satu kerajaan yang pernah ada di Pulau Lombok. Pusat kerajaan ini pada masa lampau berada di Selaparang (sering pula diucapkan dengan Seleparang ), yang saat ini kurang lebih lebih berada di desa Selaparang, kecamatan Pengertian 9Wali Nama-nama 9Wali, Biografi serta Sejarahnya_ Sebagai orang muslim mungkin sudah tidak asing dengan yang namaya walisongo. Wali menurut agama islam mempunyai arti waliyullah yaitu wali Allah. Sedangkan songo artinya sembilan. Jadi secara keseluruhan berarti sembilan wali Allah. Seperti yang kita ketahui Walisongo terkenal sebagai penyebar agama Islam pada abad ke 14 di tanah Jawa. Mereka tinggal di Pantai utara Pulau Jawa, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Para wali berdakwah dengan cara mengajak masyarakat untuk masuk keagama Islam tanpa memaksa. Selama berdakwah mereka punya wilayah masing-masing dan meninggalkan bukti terhadap perannya dalam penyebaran Islam di Negeri ini. Sembilan wali Allah tersebut dijuluki sebagai Sunan karena telah berjasa dalam Islam. Daftar Isi1 Pengertian 9 Wali2 Nama-Nama 9 Wali3 Biografi dan Sejarah 9 Sunan Gresik Maulana Malik Asal Usul Sunan Sejarah Sunan Sunan Sunan Sunan Sunan Sunan Sejarah Singkat Sunan Sunan Sunan Gunung Sunan Giri Pengertian 9 Wali Beberapa pendapat mengenai arti dari Walisongo, diantaranya Pengertian Pertama adalah wali yang sembilan, yang menandakan jumlah wali yang ada sembilan, atau sanga dalam bahasa Jawa. Pengertian Kedua menyebutkan bahwa kata songo/sanga berasal dari kata tsana yang dalam bahasa Arab berarti mulia. Pengertian Ketiga menyebut kata sana berasal dari bahasa Jawa, yang berarti tempat. Pengertian Keempat mengatakan bahwa Walisongo merupakan majelis dakwah yang pertama kali didirikan oleh Sunan Gresik pada tahun 1404 Masehi 808 Hijriah. Waktu itu Walisongo terdiri dari Maulana Malik Ibrahim sendiri, Maulana Ishaq Sunan Wali Lanang, Maulana Ahmad Jumadil Kubro Sunan Kubrawi; Maulana Muhammad Al-Maghrabi Sunan Maghribi; Maulana Malik Isra’il, Maulana Ali Akbar, Hasanuddin, Aliyuddin, dan Syekh Subakir. Mereka adalah intelektual yang menjadi perbaikan masyarakat pada saat itu. Pengaruh mereka tertarik dalam bentuk manifestasi peradaban baru masyarakat Jawa, mulai dari kesehatan, bercocok-tanam, perniagaan, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan, hingga ke pemerintahan. Nama-Nama 9 Wali Sesuai dengan namanya ada 9 tokoh yang termasuk dalam wali songo. Berikut ini nama-nama Wali Songo beserta nama asli nya. Sunan Gresik Maulana Malik Ibrahim. Sunan Ampel Raden Rahmat. Sunan Bonang Raden Makhdum Ibrahim. Sunan Drajat Raden Qasim. Sunan Kudus Ja’far Shadiq. Sunan Giri Raden Paku/Ainul Yaqin. Sunan Kalijaga Raden Said Sunan Muria Raden Umar Said. Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah. Biografi dan Sejarah 9 Wali Sunan Gresik Maulana Malik Ibrahim Sunan Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik termasuk salah seorang Sunan dari 9 nama-nama Wali Songo. Menurut sejarah Wali Songo inti dari perjuangan Sunan Gresik yang bertujuan untuk menghapuskan jalan bangsa didalam masyarakat. Karena hal itu tidak sesuai dengan ajaran agam islam yang menyatakan bahwa semua manusia itu sama di mata Allah SWT, yang membedakan hanyalah amal ibadahnya saja. Nama Asli Sunan Gresik Maulana Malik Ibrahim. Wilayah Dakwah Sunan Gresik Gresik, Jawa Timur. Peninggalan Sunan Gresik iyalah Masjid Malik Ibrahim di Leran, Gresik, Jawa Timur. Tahun Wafatnya 1419 masehi Makam Sunan Gresik Desa Gapura Wetan, Gresik. Berdasarkan sejarah, Sunan Gresik merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW ke 22. pertama kali beliau menyebarkan agama Islam di pulau Jawa di akhir saat kekuasaan kerajaan Majapahit. Sunan Gersik mengambil hati masyarakat dengan cara bertani dan menjadi pedagang. Sehingga bisa merangkul dan menolong rakyat jelata yang menjadi korban dari perang saudara sebagai dampak runtuhnya kerajaan Majapahit. Sehingga banyak rakyat jelata yang terbantu dan secara perlahan tertarik belajar Islam. Karena terus bertambahnya masyarakat yang berkeinginan mempelajari Islam dengan baik. beliaupun membangun pondok pesantren di wilayah Leran, Gresik, Jawa Timur. Disitulah beliau mengajarkan tentang ilmu agama Islam sampai beliau meninggal dunia. Asal Usul Sunan Gresik Ada yang menyebutkan bahwa beliau berasal dari Turki dan pernah mengembara di Gujarat sehingga beliau cukup berpengalaman menghadapi orang-orang Hindu di pulau Jawa. Gujarat adalah wilayah negara Hindia yang kebanyakan penduduknya beragama Hindu. Dahulu sebelum Syekh Maulana Malik Ibrahim datang ke Pulau Jawa. Sebenarnya sudah terdapat sebagian masyarakat yang memeluk agama islam di daerah sekitar pantai utara, termasuk di desa Leran. Hal itu dapat diketahui dengan adanya bukti berupa makam seorang wanita bernama Fatimah Binti Maimun yang meninggal pada tahun 1082 M atau tahun 475 Hijriah. Dapat disimpulkan Islam sudah ada di pulau jawa sebelum Wali Songo. Tepatnya di daerah sekitar Jepara dan Leren. Tetapi ajaran agam Islam yang ada pada saat itu masih belum berkembang secara luas. Sejarah Sunan Gresik Syekh Maulana Malik Ibrahim atau yang lebih dikenal oleh penduduk setempat dengan nama Kakek Bantal itu diprediksi pertama kali datang ke Gresik pada tahun 1404 M. Ia berdakwah di Gresik sampai akhir hayatnya yaitu pada tahun 1419 M. Saat itu kerajaankerajaan Majapahit berkuasa di jawa timur. Raja dan rakyat Majapahit sebagian besar masih beragama Hindu atau Budha. Namun terdapat juga beberapa rakyat Gresik yang beragam Islam, tetapi masih banyak yang beragama Hindu atau bahkan tidak memiliki agama. Pada makamnya terdapat sebuah tulisan yang berbunyi Inilah makam Almarhum Almaghfur, yang mengharap rahmat Tuhan, kebanggaan para pangeran, para Sultan dan para Menteri, penolong para Fakir dan Miskin, yang berbahagia lagi syahid, cemerlangnya simbol negara dan agama, Malik Ibrahim yang terkenal dengan Kakek Bantal. Allah meliputinya dengan RahmatNya dan KeridhaanNya, dan dimasukkan ke dalam Surga. Wafatnya beliau hari Senin 12 Rabiul Awal tahun 822 H. Selama berdakwah menyebarkan agama islam kakek bantal memakai cara yang bijaksana dan strategi yang tepat sesuai dengan tuntunan Al Quran yaitu “Hendaklah engkau ajak ke jalan Tuhan-Mu dengan hikmah kebijaksanaan dan dengan petunjuk-petunjuk yang baik serta ajaklah mereka berdialog bertukar pikiran dengan cara yang sebaik-baiknya QS. An Nahl ; 125” Sifatnya yang lemah lembut, ramah tamah, dan welas asih kepada semua, baik orang muslim maupun non muslim menjadikan beliau terkenal sebagai tokoh masyarakat yang disegani. Berkat akhlaknya yang sehingga menarik hati masyarakat untuk berbondong-bondong masuk Islam secara suka rela dan menjadi pengikutnya yang setia. Sunan Ampel Menurut sejarah Walisongo inti sari dari ajaran Sunan Ampel yang terkenal pada saat itu yaitu “Moh Limo“. Moh Limo berasal dari bahasa jawa yang mempunyai arti Moh yaitu menolak dan Limo arti lima. Maksudnya adalah pada inti ajaran beliau terdapat makna “Untuk menolak dan tidak mengerjakan lima perkara. Kelima perkara itu adalah Moh Main Tidak Berjudi, Moh Ngombe Tidak Minum Alkohol, Moh Maling Tidak Mencuri, Moh Madat Tidak Menghisap Narkoba, Moh Madon Tidak Berzina. Nama Asli Sunan Ampel Raden Rahmat. Wilayah Dakwah Sunan Ampel Surabaya. Peninggalan Sunan Ampel iyalah Masjid Ampel di Ampel Denta, Surabaya. Tahun Wafatnya 1481 M. Makam Sunan Ampel Sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya. Menurut sejarah Sunan Ampel merupakan anak dari pasangan Sunan Gresik dan Dewi Condro Wulan. Beliau menyebarkan agama Islam di kalangan masyarakat di daerah pedesaan Ampel Denta di Surabaya. Di tempat itu Beliau mendirikan pondok pesantren untuk masyarakat yang hendak belajar dan mendalami ajaran agama Islam. Sunan Bonang Dalam sejarah Wali Songo, merupakan salah satu tokoh Wali Songo yang dalam ajarannya ia menyampaikan “Jangan bertanya, Jangan memuja nabi dan wali-wali, jangan mengaku Tuhan. Jangan mengira tidak ada padahal ada, sebaiknya diam, jangan sampai di goncang kebingungan. Nama Asli Sunan Bonang Maulana Makdum Ibrahim. Wilayah Dakwah Sunan Bonang Tuban, Jawa Timur. Peninggalan Sunan Bonang ialah Alat musik tradisional gamelan yang berisi bonang, bende serta kenong dan gapura yang berarsitektur tema islam. Tahun Wafatnya 1525 M. Makam Sunan Bonang Tuban, Jawa Timur. Dalam sejarah Sunan Bonang mempuyai nama asli Maulana Makdum Ibrahim merupakan anak dari pasangan Sunan Ampel dan Dewi Condrowati. Sesudahtelah ayahnya Sunan Ampel wafat Sunan Bonang mengambil keputusan untuk belajar agama di Malaka yang berada di wilayah Samudra Pasai. Di tempat itu Sunan Bonang berguru dan belajar dari Sunan Giri yang memiliki ilmu khusus dalam tata cara dakwah mengajarkan agama Islam yang dapat membuat banyak masyarakat tertarik hatinya. Kemudian sesudah selesai menimba ilmu di sana Beliau kembali lagi ke Tuban. Di Tuban Sunan Bonang membangun pondok pesantren di tanah kelahiran ibunya itu. Karena karakteristik masyarakat Tuban yang sangat menyukai hiburan. Dari itu beliau pun memiliki pemikiran untuk membuat alat musik gamelan untuk menarik minat masyarakat Tuban. Agar banyak masyarakat yang tertarik untuk belajar agama Islam. Sehingga waktu itu beliau mengadakan pertunjukan gamelan, sambil beliau melakukan dakwah. Sunan Drajat Ajaran yang disampaikan Sunan Drajat kepada murid-muridnya adalah “Suluk Petuah”. Di dalamnya terdapat beberapa buah pesan yang bisa ditanamkan di dalam diri setiap manusia. Nama Asli Sunan Drajat Raden Qosim Tempat berkakwah Sunan Drajat iyalah Desa Jelog, Pesisir Banjarwati, Lamongan. Peninggalan Sunan Drajat Gamelan singa mangkok. Tahun Wafatnya 1522 M. Makam Sunan Drajat Paciran, Lamongan. Sunan Drajat merupakan saudara seibu dengan Sunan Bonang. Setelah ayahnya meninggal dunia, ia belajar tentang ilmu agama Islam pada Sunan Muria. Lalu dia kembali ke Desa Jelog, Pesisir Banjarwati, Lamongan. Adapun beberapa kutipan perkataan yang terdapat pada suluk petuah adalah sebagai berikut Wenehono teken wong kang wuto yang artinya kasihlah tongkat kepada orang yang tidak bisa melihat. Wenehono mangan marang wong kan luwe yang artinya kasihlah makanan kepada orang yang kelaparan. Wenehono busono marang wong kang wudo yang diartikan berilah baju pada orang yang telanjang. Wenehono ngiyup marang wong kang kudanan artinya berilah tempat untuk berteduh pada orang yang kehujanan. Setelah Beliau tiba di Lamongan, Beliau menyampaikan pelajaran apa yang sudah didapatkan dari dari Sunan Muria kepada masyarakat Lamongan. Semakin hari muridnya semakin banyak, hingga pada akhirnya Sunan Drajat memutuskan mendirikan pondok pesantren yang berada di Daleman Duwur, Desa Drajat, Paciran Lamongan. Sunan Kalijaga Sunan Kalijaga merupakan salah seorang Wali yang mengajarkan agama Islam secara bertahap. Caranya adalah dengan menanamkan nilai-nilai agama dalam budaya dan ideologi rakyat sekitar. Hal ini dilakukan karena Beliau memiliki keyakinan bahwa jika agama Islam sudah dikenali dan dimengerti oleh masyarakat, maka perilaku buruk manusia akan hilang dengan sendirinya. Nama Asli Sunan Kalijaga Raden Said. Wilayah Dakwah Sunan Kalijaga Demak dan daerah sekitarnya. Warisan Sunan Kalijagayaitu Seni ukir, wayang, gamelan dan suluk. Tahun Wafatnya Sunan 1513 M. Sunan kali jaga dimakamkan Desa Kadilangu, Demak Bintara, Jawa Tengah. Sunan Kalijaga lahir di Tuban, Jawa Timur. Sunan Kalijaga adalah anak laki-laki dari Arya Wilatikta yang merupakan seorang tokoh pemberontak pimpinan Ronggolawe pada masa kerajaan Majapahit. Julukan Kalijaga sendiri yang disematkan kepada beliau berdasarkan sejumlah pendapat diambil dari nama sebuah dusun di Cirebon. Desa itu mempunyai nama Kalijaga, karna dulu Sunan Kalijaga mempunyai hubungan dekat dengan Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus Sunan Kudus merupakanorang yang mewariskan budaya toleransi antar umat beragama. Sebagai contoh adalah umat Islam diajarkan untuk menyembelih kerbau pada saat hari raya Idul Adha untuk menghormati masyarakat Hindu di Kudus. Nama Asli Sunan Kudus Ja’far Shadiq Wilayah Dakwah Sunan Kudus Kudus, Jawa Tengah Peninggalan Sunan Kudus Masjid Menara Kudus Tahun Wafatnya 1550 M Makam Sunan Kudus Kudus, Jawa Tengah Menurut catatan sejarah Sunan Kudus adalah cucu dari Sunan Ampel dan Dewi Condrowati dari anaknya yang bernama Syarifah. Berarti ia adalah keponakan dari Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Sebutan Sunan Kudus yang diberikan untuknya berasal dari tempat ia belajar yaitu Al-Quds. Sejarah Singkat Sunan Kudus Selain menimba ilmu agam Islam di Al-Quds, Yerusalem, Palestina, Beliau juga belajar agam islam dari kedua pamannya Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Selama belajar di Yerusalem, ia banyak mendapat ilmu agama serta ilmu pengetahuan dari para ulama Arab. Setelah menyelesaikan belajar di Yerusalem, ia kembali ke Nusantara dan memulai membangun pondok pesantren. Adipondik tersebut beliau mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam serta berdakwah untuk mengajak masyarakat agar beriman serta bertaqwa kepada Allah SWT. Ilmu yang didapatkan ketika menuntut ilmu di Jawa dan Timur Tengah dangatlah banyak. Atas pengetahuan serta ilmu agama yang dimiliki oleh beliau, akhirnya masyarakat meminta agar beliau menjadi pimpinan daerah Kudus. Kemudian beliau mengambil tawaran itu, sebab ini dapat menjadi salah satu kesempatan untuk menyebarkan ajaran agama Islam lebih luas lagi. Ditambah Beliau jadi memiliki kesempatan untuk mengajarkan agama Islam di kalangan pejabat, priyai, dan bangsawan-bangsawan pada kerajaan Jawa. Beliau juga mendapat gelar Wali Al-ilmi yang berarti orang yang berilmu karena keluasan ilmu yang dimiliki oleh Sunan Kudus. Ketika berdakwah beliau menggunakan cara dakwah dengan memasukan ajaran agama Islam dalam kebiasaan atau budaya rakyat setempat. Sunan Muria Sunan Muria adalah salah satu tokoh Wali Songo yang memiliki metode pembelajaran agam Islam yang terkenal. Cara pengajaranya degan menggunakan nyanyian sinom dan kinanti dalam menyampaikan ajaran Islam Tidak hanya itu ia pun mewariskan budaya yang bernama kenduri. Budaya Kenduri ini merupakan sebuah budaya untuk mendoakan orang yang sudah meninggal sesudah dimakamkan. Di dalam kenduri ini terdapat istilah nelung dinani artinya 3 hari, mitung dinani artinya 7 hari, matang puluhi artinya 40 hari, nyatus artinya 100 hari, mendak pisan, mendak pindo, nyewu artinya 1000 hari. Nama Asli Sunan Muria Raden Umar Said. Wilayah Dakwah Sunan Muria Kudus dan Pati. Peninggalan Sunan Muria Masjid Muria. Tahun Wafatnya 1551 M. Makam Sunan Muria Kudus, Jawa Tengah. Sunan Muria merupakan putra dari Sunan Kalijaga dan Istrinya yang bernama Saroh, adik kandung dari Sunan Giri. Dalam berdakwah di masyarakat Beliau menggunakan cara syiar dengan menyisipkan nilai-nilai Islam kedalam budaya dan dan kesenian masyarakat setempat. Beliau lebih dekat dan suka berdakwah dengan rakyat miskin karena jumlahnya paling banyak dan mereka pun mudah menerima ilmu-ilmu baru. Tidak hanya menyampaikan ajaran agama islam, semasa hidupnya ia pun bertani, berdagang dan melaut. Sunan Gunung Jati Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Gunung Jati merupakan salah seorang tokoh Walisongo yang populer akan pesan wasiatnya. Pesan wasiat itu berbunyi “Sugih bli rerawat, mlarat bli gegulat” maknanya menjadi kaya bukan untuk diri sendiri, menjadi miskin bukan untuk menjadi beban orang lain. Nama Asli Sunan Gunung jati Syarif Hidayatullah. Tempat Sunan Gunung Jati berdakwah Cirebon, Banten dan Demak. PeninggalanSunanGunungJatiMasjidmerahPanjunan,KumangangPintu, dan Kereta untuk berdakwah. Tahun Wafatnya 1568 M. Sunan Gunung Jati dimakamkan Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Cirebon Jawa Barat. Beliau merupakan seorang Wali dari keturunan orang kaya Timur Tengah yang bernama Sultan Syarif Abdullah Maulana. Ayah beliau merupakan keturunan dari Bani Hasyim yang berasal dari Palestina serta jadi raja di Negara Mesir. Beliau diwaktu hidupnya memberikan ajaran Islam di wilayah Cirebon, Jawa Barat. Di sana Beliau juga membangun sebuah pondok pesantren untuk mengajarkan ilmu agama Islam kepada masyarakat yang tinggal di Cirebon. Sunan Giri Sunan Giri adalah seorang Wali yang terkenal dengan cara penyampaian dakwah yang ceria terhadap masyarakat. Dalam berdakwa, beliaupun memasukan ke dalam hiburan lagu permainan misalnya cublak-cublak suweng, jamuran, dan lir ilir. Nama Asli Sunan Giri Muhammad Ainul Yakin. Sunan Giri menyebarkan islam di derah Gresik, Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Peninggalan Sunan Giri Tembang Pucung, Tembang Asmarandana, Masjid Giri, Giri Kedaton dan Telogo Pegat. Tahun Wafat Sunan Giri 1506 M Makam Sunan Giri Kebomas, Gresik, Jawa Timur. Beliau merupakan anak dari ulama Islam yang sedang melakukan syiar Islam di daerah Pasai, Malaka. Tetapi saat itu muncul konflik, sampai ayahnya menitipkan Sunan Giri pada seorang nelayan agar dibawa pergi ke Jawa. Demikian sedikit pembahasan mengenai Pengertian 9Wali Nama-nama 9Wali, Biografi serta Sejarahnya semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua, dan kami ucapkan Terima Kasih telah menyimak ulasan kami. Jika kalian merasa ulasan kami bermanfaat mohon untuk dishare 🙂 Baca juga artikel lainnya tentang Fungsi Puisi Definisi, Sejarah, DefinisiPara Ahli, Jenis, Unsur, Cara Membuat dan Kelebihan serta Kekurangan Fungsi Pemerintah Definisi, Macam-macam, Tujuan, Definisi menurut Ahli dan Sistem Pemerintahan Indonesia Wawancara Menurut Para Ahli, Syarat, Tujuan, Jenis Terlengkap! Fungsi Jurnal Akuntansi Pengertian Jurnal Umum, Khusus, Jenis-jeni, Prinsip dan Manfaat Jurnal Pengertian Cek Sejarah, Jenis, Fungsi dan Masa Berlaku!
Jakarta - Wali songo memegang peranan penting dalam proses Islamisasi di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Penyebaran agama Islam di Jawa tersebut terjadi saat keruntuhan Kerajaan Majapahit yang disusul dengan berdirinya Kerajaan itu, wali songo sebagai ulama penyebar agama Islam memiliki wilayah penyebaran masing-masing berikut dengan bukti dakwahnya. Secara bahasa, wali songo memiliki makna seseorang yang telah mencapai derajat tinggi dan memiliki pengetahuan agama yang luar biasa."Wali songo secara sederhana artinya sembilan orang yang telah mencapai tingkat wali, suatu derajat tingkat tinggi yang mampu mengawal babahan hawa sanga mengawal sembilan lubang dalam diri manusia, sehingga memiliki peringkat wali," tulis Drs. Imam Subchi, MA dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas wali biasanya disesuaikan dengan tempat tinggalnya. Adapun daftar nama-nama wali songo beserta nama asli dan daerah penyebaran ajarannya adalah sebagai Maulana MaghribiNama aslinya adalah Maulana Malik Ibrahim. Diperkirakan lahir di Uzbekistan, Asia Tengah. Daerah yang ditujunya pertama kali yakni Desa Sembalo, desa yang masih berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Desa Sembalo sekarang adalah daerah Leran, Kecamatan Manyar, 9 kilometer utara Kota membangun pondokan tempat belajar agama di Leran, ia wafat pada tahun 1419. Makamnya terdapat di kelurahan Gapurosukolilo, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Sunan AmpelSemula bernama Raden Rahmat dan merupakan putra dari Syekh Maulana Malik Ibrahim. Sunan Ampel datang ke Pulau Jawa pada tahun 1443 M bersama adiknya Sayid Ali Ampel diambil dari daerah bernama Ampel Denta, daerah rawa yang dihadiahkan raja Majapahit kepadanya. Di tempat inilah, ia memulai aktivitasnya mendirikan pesantren Ampel Denta, dekat dengan Surabaya. Ia wafat pada tahun 1491 M dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, Sunan BonangSunan Bonang adalah anak dari Sunan Ampel atau cucu dari Maulana Malik Ibrahim. Nama kecilnya adalah Raden Makdum Ibrahim. Mulanya, ia berdakwah di Kediri yang mayoritas penduduknya beragama menetap di Desa Bonang, Lasem, Jawa Tengah. Di sana, Sunan Bonang mendirikan pesantren yang dikenal sebagai Watu Layar. Ia kemudian wafat pada tahun 1525 M dan dimakamkan di Tuban, sebelah barat Masjid Sunan DrajatNama asli Sunan Drajat adalah Raden Syarifuddin. Beberapa sumber sejarah menyebutkan bahwa ia adalah putra dari Sunan Ampel. Ia berdakwah ke sebuah desa bernama Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Kemudian, mendirikan mushola atau surau yang dimanfaatkan sebagai tempat Sunan GiriWali songo selanjutnya adalah sahabat dari Makhdum Ibrahim yang semula bernama Raden Paku. Sunan Giri memilih sebuah tempat yang letaknya di bukit sebelah selatan Kota Gresik, yaitu bukit Giri pada tahun 1481 M sebagai pusat berdakwah di Jawa ia mendirikan sebuah pondok pesantren dengan nama Pesantren Sunan KalijagaIa merupakan tokoh wali songo yang paling terkenal di antara sembilan wali lainnya. Nama kecilnya adalah Jaka Said dan diyakini lahir pada 1401. Daerah tempat berdakwahnya tidak terbatas karena ia merupakan seorang mubalig Sunan Kalijaga lama menetap di Kadilangu, Demak. Di sana, ia berperan aktif dalam pendirian Masjid Agung Demak dan menentukan kiblat agar sesuai dengan arah Ka' Sunan KudusMemiliki nama asli Ja'far Shodiq. Tidak ada bukti tahun berapa Sunan Kudus tiba di Kudus pertama kali, namun saat itu wilayah Kudus masih dikenal dengan nama Kota itu, Kudus masih didominasi oleh penganut agama Hindu dan Budha. Sebab itulah, Sunan Kudus menerapkan strategi dakwah dengan menghargai adat istiadat yang lama dianut warga sekitar. Bentuk masjid yang dibangun juga tidak berbeda jauh bentuknya dari candi milik orang Sunan MuriaNama kecilnya adalah Raden Prawoto. Ia adalah putra dari Sunan Kalijaga. Nama Muria diambil dari tempat tinggal terakhirnya di lereng Gunung Muria, yang berjarak sekitar 18 kilometer ke utara Kota berdakwahnya berbeda dengan sang ayah. Ia lebih memilih daerah yang sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk menyebarkan agama Islam. Ia menyebarkannya lewat para pedagang, nelayan, pelaut, dan rakyat Sunan GunungjatiMulanya bernama Syarif Hidayatullah. Ia mendapat tugas untuk berdakwah di daerah Cirebon. Di sana, Sunan Gunungjati mendirikan kerajaan Cirebon dan melepaskan diri dari pengaruh ini membuat Sunan Gunungjati menjadi satu-satunya wali songo yang juga memiliki kedudukan sebagai wali songo dalam menyebarkan agama Islam, bukan serta merta tanpa melalui proses yang panjang. Tentunya dilalui dengan peleburan diri mereka dengan budaya dan karakter masyarakat dengan memahami nama-nama wali songo berikut dengan sekilas informasi dakwahnya dapat menambah wawasan kita ya, detikers. Selamat membaca! Simak Video "Kartini, Islam dan Hadiah Pernikahan Tafsir Al-Qur'an" [GambasVideo 20detik] rah/erd
gfDrJGS.