Pengaruhlingkungan terhadap makhluk - makhluk yang hidup di sana disebut sebagai aksi, sebaliknya makhluk makhluk hidup mengadakan reaksi terhadap pengaruh tadi. Pengaruh makhluk hidup yang satu terhadap yang lainnya disebut sebagai koakasi. Contoh dari ekosistem misalnya hutan, kolam, danau, padang rumput, akuarium yang baik dan sebagainya.Tahukah kamu mengapa fisik kita mirip dengan orang tua kita? Itu ada hubungannya loh dengan konsep pewarisan sifat yang akan kita pelajari di artikel Biologi kelas 9 ini. Mari kita simak! — Pernahkah kamu membandingkan wajahmu dengan wajah orang tua dan saudara-saudaramu saat bercermin? Wajahmu lebih mirip dengan ayah atau ibumu? Terus, apakah warna kulitmu sama dengan saudara-saudaramu? Nah, saat kamu membandingkan wajahmu dengan wajah orang tua maupun saudaramu, besar kemungkinan kamu akan melihat banyak kesamaan. Mengapa demikian? Alasannya karena sifat-sifat yang kamu miliki itu sebenarnya warisan’ dari kedua orang tua kamu. Makanya, besar kemungkinan, kamu mirip dengan orang tua maupun saudara kandung kamu. Tapi sebenarnya gimana sih suatu sifat itu bisa diwariskan? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, yuk! Apa Itu Pewarisan Sifat? Oke, sebelumnya kamu harus tau dulu, setiap makhluk hidup itu pasti punya beberapa sifat kan? Baik sifat yang tampak maupun yang tak tampak. Wah, maksudnya gimana, tuh? Sifat yang tampak merupakan sifat fisik yang bisa diamati langsung, contohnya warna kulit, warna mata, bentuk wajah, rambut, dan sebagainya. Sedangkan sifat yang tak tampak itu sifat yang tidak bisa diamati langsung, contohnya golongan darah. Nah, baik sifat tampak maupun sifat tak tampak ini diwariskan dari induk atau orang tua ke keturunan atau anak-anaknya. Proses penurunan atau pewarisan sifat dari induk ke keturunannya ini disebut sebagai hereditas atau pewarisan sifat, ya. Nah, hereditas ini merupakan salah satu cakupan dari bidang ilmu genetika. Terus, hereditas atau pewarisan sifat ini terjadinya gimana? Proses Terjadinya Pewarisan Sifat Makhluk Hidup Biar lebih jelas, coba kamu amati gambar ini terlebih dahulu, deh! Baca Juga Mengenal Hukum Mendel tentang Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup Jadi, setiap makhluk hidup termasuk kamu, itu berasal dari zigot. Zigot ini terbentuk ketika ada peleburan antara sel sperma dari ayah kamu, dan sel telur dari ibu kamu. Nah, di dalam sel telur dan sel sperma tersebut, terdapat inti sel atau nukleus yang mengandung kromosom, berupa struktur, seperti kumpulan benang-benang halus yang tersusun atas banyak gen. Gen sendiri merupakan substansi kimia yang berperan sebagai faktor pembawa sifat. Karena itu, gen dan kromosom itu berperan penting untuk mengendalikan pewarisan sifat. Karena sel telur dan sel sperma masing-masing membawa gen atau kromosom sendiri-sendiri, maka ketika sel telur dan sel sperma orang tua kamu melebur, zigot yang terbentuk akan mengandung gabungan gen-gen dan kromosom dari ayah maupun ibu kamu. Inilah bagaimana sifat kedua orang tua kamu bisa diwariskan ke kamu. Oke, tadi kita udah tau sedikit mengenai kromosom dan gen, ya. Selanjutnya, kita akan bahas dua hal itu lebih jelas lagi. Mari kita simak! Peran Kromosom dalam Pewarisan Sifat Seperti yang udah dijelaskan sebelumnya ya, kromosom itu merupakan struktur berbentuk seperti kumpulan benang-benang halus yang berfungsi sebagai pembawa informasi genetik dari induk kepada keturunannya. Sel tubuh kita punya 23 pasang atau 46 buah kromosom. Nah, dari 23 pasang atau 46 kromosom yang ada di sel tubuh kita itu, bisa dibedakan menjadi kromosom tubuh autosom dan kromosom kelamin gonosom. Setiap sel di tubuh kita akan memiliki kromosom yang berpasangan, disebut sebagai pasangan kromosom homolog, sehingga sel tubuh kita bersifat diploid 2n. Tapi, untuk sel kelamin atau gamet, kromosomnya nggak berpasangan, sehingga bersifat haploid n. Jumlah kromosom pada manusia Sumber Baca Juga Sistem Reproduksi Wanita Kenapa Perempuan yang Sudah Menstruasi bisa Hamil? a. Kromosom Tubuh Kromosom tubuh autosom itu berfungsi untuk mengontrol sifat-sifat tubuh suatu organisme, tapi tidak ikut menentukan jenis kelamin. Kromosom tubuh dilambangkan dengan simbol A yang berasal dari kata autosom. Jumlahnya ada 22 pasang atau 44 buah, sehingga sering dituliskan sebagai 22AA atau 44A. b. Kromosom Kelamin Kromosom kelamin gonosom berfungsi untuk menentukan jenis kelamin suatu organisme dan beberapa sifat tertentu. Gonosom berjumlah 1 pasang atau 2 buah. Kalau pada laki-laki, gonosomnya terdiri dari kromosom X dan Y ya, sehingga sering dituliskan sebagai XY. Sementara pada perempuan, gonosomnya terdiri dari sepasang kromosom X, sehingga ditulis sebagai XX. Nah, gonosom ini juga ada di sel tubuh kita, bukan hanya di sel kelamin atau gamet saja. Makanya secara lengkap rumus kromosom sel-sel tubuh kita itu pasti mengandung autosom dan gonosom. Detailnya bisa dilihat di tabel berikut ini. Peran Gen dalam Pewarisan Sifat Gen merupakan substansi kimia yang mengontrol pewarisan sifat. Jumlah gen yang ada di tubuh kita bisa mencapai puluhan bahkan ratusan ribu, loh. Masing-masingnya akan mengkode sifat yang berbeda dan juga memiliki rumah sendiri-sendiri di kromosom. Nah, rumah gen ini disebut sebagai lokus. Gambar Struktur Gen Setiap gen yang mengkode karakter tertentu sebenarnya masih punya beberapa variasi yang disebut sebagai alel. Misalnya, gen pengkode warna bunga, akan memiliki dua macam alel atau dua macam variasi, yaitu Alel yang mengkode warna bunga merah, dan Alel yang mengkode warna bunga putih. Nah, tiap pasangan alel ini akan terletak pada lokus pasangan kromosom homolog yang bersesuaian, ya. Lalu, tiap pasagan alel ini juga akan membentuk kombinasi genetik atau genotipe. Bersama dengan faktor lingkungan, genotipe kemudian akan memunculkan fenotipe atau sifat yang tampak. Baca Juga Sistem Produksi Pria Bagaimana Laki-Laki Mengalami Mimpi Basah? Pada umumnya, suatu gen dapat disimbolkan dengan huruf. Tepatnya, huruf kapital digunakan untuk menyimbolkan alel atau variasi gen yang bersifat dominan, misalnya M merah, sedangkan huruf kecil menyatakan alel resesif, misalnya m putih. Karena suatu individu itu memiliki sepasang alel, maka jika suatu gen punya dua macam alel, genotipe yang bisa terbentuk jadi ada 3 macam, yaitu MM, Mm dan mm. Tepatnya begini Jika alel M berpasangan alel M juga, maka akan membentuk genotipe MM atau disebut homozigot dominan. Fenotipe yang muncul dari genotipe ini adalah warna merah, karena alel yang dimiliki sama-sama dominan. Kemudian, jika alel M berpasangan dengan alel m, akan membentuk genotipe Mm atau heterozigot. Nah, fenotipe yang muncul dari genotipe ini adalah merah juga, karena alel M bersifat dominan terhadap alel m. Terakhir, jika alel m berpasangan dengan alel m, akan membentuk genotipe mm atau homozigot resesif. Nah, fenotipe yang muncul dari genotipe ini adalah warna putih karena alel yang dimiliki sama-sama resesif. Baca Juga Memahami Pengertian Gen, DNA, RNA, dan Kromosom Oke, itulah penjelasan konsep pewarisan sifat pada makhluk hidup. Jadi, pewarisan sifat pada makhluk hidup ini dikendalikan oleh kromosom dan gen, ya. Keduanya berfungsi sebagai pembawa informasi genetik dan dapat menentukan sifat keturunannya. Kalau kamu masih belum puas dengan penjelasan ini, kamu bisa pelajari kembali melalui ruangbelajar. Belajar kamu makin seru dengan menonton video animasi lengkap dengan latihan soal, pembahasan dan rangkuman soal. Tunggu apa lagi? Ayo gunakan sekarang! Artikel ini diperbarui pada 31 September 2022. Abstract Dalam kehidupan sehari-hari, individu selalu melakukan hubungan sosial dengan individu lain atau kelompok-kelompok tertentu. Hubungan sosial yang terjadi antar individu maupun antar
Quipperian, tentunya lingkungan di sekitar kita dipenuhi oleh berbagai macam makhluk hidup. Mulai dari manusia, hewan, tumbuhan, jamur, dan bakteri yang kerap saling berhubungan. Masing-masingnya memiliki cara hidup yang berbeda, tapi memiliki beberapa kesamaan ciri umum sebagai makhluk hidup. Lantas, apa saja ciri-ciri makhluk hidup? Mari kita belajar bersama di artikel berikut ini Apa itu makhluk hidup? Makhluk hidup adalah sesuatu yang bernyawa, memiliki kemampuan untuk bernapas, berpindah tempat, merespon perubahan diri dan lingkungannya, serta hidup di muka bumi. Namun, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, makhluk hidup adalah organisme yang memiliki nyawa. Selanjutnya, Kimball melalui bukunya yang berjudul Introduction to Immunology 1983, mendefinisikan makhluk hidup sebagai makhluk’ yang bersifat rumit, responsif, dapat berevolusi, bereproduksi, dan mengadakan metabolisme. Lebih lanjut, Dwidjoseputro dalam buku Dasar-dasar Mikrobiologi 2003 menjelaskan, bahwa makhluk hidup merupakan sesuatu yang mengadakan proses metabolisme, mengadakan pertumbuhan dan perkembangan, bereproduksi, bergerak, dan responsif. Makhluk hidup pun memiliki ciri-ciri atau proses yang diperlukan untuk keberlangsungan kehidupannya. Adapun secara umum, struktur makhluk hidup terdiri dari molekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme. Ciri-ciri makhluk hidup menururt para ahli biologi Menurut Lamarck, seorang ahli biologi asal Prancis yang menginspirasi teori-teori yang digunakan Darwin. Melalui teorinya menyatakan, bahwa makhluk hidup mewariskan ciri-ciri yang mereka dapatkan selama hidupnya, yaitu dari satu generasi ke generasi berikutnya. Berdasarkan teori yang berkembang dan masuk ke dalam ilmu biologi, makhluk hidup sekurang-kurangnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut Tubuh organisme terdiri atas sel-sel, Organisme dapat tumbuh dan berkembang, Organisme dapat bereaksi terhadap rangsangan, Organisme dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan, dan Organisme dapat melakukan reproduksi. 8 ciri-ciri makhluk hidup dan contohnya Adapun hewan, manusia, dan tumbuhan memiliki ciri-ciri khusus tersendiri pula yang dapat membedakan antara satu dengan yang lain. Namun, sebagai makhluk hidup ketiganya juga memiliki beberapa kesamaan ciri-ciri yang umum, antara lain 1. Membutuhkan Makanan Semua makhluk hidup tentu memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan akan zat makanan atau nutrisi yang di dalam tubuh dimanfaatkan untuk Menghasilkan energi/tenaga untuk melakukan aktivitas kehidupan, Memelihara jaringan sel dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak, Mengatur berbagai proses metabolisme yang dilakukan oleh tubuh, dan Sebagai pembentuk imun pertahanan tubuh terhadap berbagai macam penyakit. Hewan dan manusia pun tidak dapat membuat bahan makanannya sendiri heterotrof. Melainkan dengan memanfaatkan makanan dari hasil fotosintesis tumbuhan hijau, dan sumber lainnya yang berasal dari hewan dan alam. Sedangkan tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis autotrof. 2. Bernapas Manusia, hewan, tumbuhan, serta makhluk hidup lainnya yang ada di muka bumi bernapas dengan organ pernapasan yang berbeda-beda, karena menyesuaikan tempat hidupnya. Manusia memiliki sistem pernapasan yang terdiri dari hidung, tenggorok, hingga alveolus di paru-paru. Kemudian, hewan ada yang bernapas dengan paru-paru, insang, permukaan kulit, atau trakea. Hewan-hewan tertentu bahkan memiliki alat pernapasan tambahan, seperti burung yang mempunyai organ pernapasan tambahan berupa pundi-pundi udara, dan labirin pada organ pernapasan tambahan ikan lele. Sementara itu, tumbuhan bernapas dengan stomata yang terdapat pada daun dan lenti sel di batangnya 3. Bergerak Gerak pada manusia dan hewan bersifat aktif karena mempunyai sistem gerak berupa otot, tulang, dan sendi yang sudah sempurna. Sementara gerak pada tumbuhan merupakan reaksi terhadap faktor lingkungan. Gerak pada tumbuhan hanya terjadi di bagian tertentu dari tubuhnya, sehingga gerakannya bersifat pasif, seperti saat bunga mekar, akar yang bergerak mencari air dan mineral, serta daun yang bergerak mencari sumber cahaya matahari. 4. Bereaksi atau peka terhadap rangsang Semua makhluk hidup memiliki kemampuan untuk merasakan peka, menerima, dan menanggapi perubahan yang terjadi disekitarnya melalui sebuah rangsangan. Rangsangan tersebut dapat berupa cahaya, bunyi, bau, rasa, atau sentuhan. Pada manusia dan hewan, keduanya mempunyai sistem indera, sistem saraf, sistem hormon, dan sistem otot yang baik, sehingga mampu melihat, mendengar, mencium, mengecap rasa, dan menyentuh/meraba. Misalnya, ketika kaki kita tiba-tiba saja terkena duri, pasti kita akan refleks dan dengan cepat mengangkat kaki sambil berteriak kesakitan. Sementara pada tumbuhan yang tidak memiliki semua sistem tersebut. Tumbuhan dapat peka terhadap rangsangan cahaya, air, gaya tarik bumi, sentuhan, dan keberadaan suatu zat kimia. Kemampuan menanggapi rangsangan pada tumbuhan disebut dengan iritabilitas. 5. Tumbuh dan berkembang Manusia, hewan, dan tumbuhan pun akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Berawal dari tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan yang berukuran kecil, lalu secara bertahap akan tumbuh menjadi besar. Bertambahnya ukuran tubuh yang meliputi tinggi, berat, dan volume itulah yang disebut dengan pertumbuhan. Pertumbuhan merupakan proses perubahan ukuran yang dapat diukur dan bersifat kuantitatif. Pertumbuhan yang terjadi pada manusia dan hewan ada batasannya. Setelah manusia dan hewan mencapai usia tertentu, mereka tidak lagi mengalami pertumbuhan. Sedangkan pada tumbuhan hampir tidak ada batasan, dan selalu tumbuh sepanjang hidupnya. Pertumbuhan tersebut pun diikuti dengan proses perkembangan, yaitu proses biologis makhluk hidup menuju tingkat kedewasaan atau kesempurnaan. Perkembangan merupakan proses yang tidak dapat diukur, sehingga bersifat kualitatif. Pada proses perkembangan, umumnya terjadi perubahan susunan dan fungsi organ-organ tubuh. Misalnya, seorang anak yang sudah bisa makan dengan sendirinya, katak yang bertelur, serta pohon mangga yang berbunga dan berbuah. 6. Berkembang biak Makhluk hidup juga tentu dapat berkembang biak untuk memperbanyak diri atau menghasilkan individu-individu baru. Adapun tujuan utama makhluk hidup berkembang biak, yaitu untuk menjaga kelestarian jenisnya agar tidak punah. Cara perkembangbiakan makhluk hidup pun berbeda-beda. Hewan dapat berkembang biak dengan beranak, bertelur, bertelur-beranak, bertunas, hingga fragmentasi atau membelah diri. Sementara tumbuhan berkembang biak secara alami dan buatan. Perkembangbiakan alami pada tumbuhan pun berlangsung secara generatif kawin melalui proses penyerbukan dan secara vegetatif tidak kawin. Misalnya, spora, membelah diri, tunas, umbi, geragih, dan akar tinggal. Sedangkan perkembangbiakan tumbuhan secara buatan, bisa melalui stek, cangkok, merunduk, dan kultur jaringan. 7. Mengeluarkan zat sisa metabolisme Setiap makhluk hidup pastinya dapat melakukan metabolisme yang merupakan proses kimiawi dalam tubuh untuk menghasilkan energi, guna melakukan berbagai aktivitas kehidupan, seperti bergerak, bereproduksi, tumbuh, dan berkembang. Metabolisme sendiri menyangkut proses pernapasan dan menghasilkan zat sisa. Zat sisa dari proses metabolisme tubuh makhluk hidup pun harus dikeluarkan, karena jika tidak, maka akan menimbulkan racun di dalam tubuh. Zat sisa metabolisme yang dikeluarkan, yaitu berupa cairan, gas, ataupun zat padat. Pengeluaran zat-zat sisa metabolisme pun dibedakan menjadi 3, yaitu Ekskresi, yaitu pengeluaran zat-zat sisa proses metabolisme yang dilakukan oleh kulit dan ginjal. Kulit akan mengeluarkan zat sisa berupa cairan keringat, melalui kelenjar keringat yang ada di bawah kulit. Sedangkan ginjal akan menyaring darah dan mengeluarkan zat sisa berupa urine. Respirasi, yaitu pengeluaran karbon dioksida CO2 dan uap air sebagai zat sisa proses respirasi yang dikeluarkan melalui hidung. Defekasi, yaitu pengeluaran zat sisa proses pencernaan makanan berupa tinja feses melalui anus. Untuk mengeluarkan zat-zat sisa tersebut, diperlukan adanya sistem pengeluaran yang baik dalam tubuh, agar proses pengeluarannya dapat berjalan dengan lancar. 8. Beradaptasi Setiap makhluk hidup harus bisa beradaptasi untuk bertahan hidup. Apabila suatu makhluk hidup tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, maka makhluk hidup tersebut dapat mati atau harus berpindah ke lingkungan yang baru bermigrasi. Adaptasi makhluk hidup pun dibedakan menjadi 3, yaitu Adaptasi morfologi, yaitu penyesuaian terhadap lingkungan yang berhubungan dengan bentuk tubuh. Contohnya, pada tumbuhan air mempunyai bentuk daun yang lebar dan memiliki akar panjang sesuai dengan lingkungan hidupnya, lalu burung yang memiliki bentuk paruh dan kaki yang berbeda untuk menyesuaikan dengan jenis makanannya. Adaptasi tingkah laku, yakni penyesuaian terhadap lingkungan yang dilakukan dalam bentuk tingkah laku. Contohnya, seperti cicak yang memutuskan ekornya apabila dikejar kucing, dan kerbau yang senang berkubang di air lumpur pada siang hari. Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian terhadap lingkungan yang dilakukan oleh fungsi organ tubuh. Adaptasi fisiologi tidak mudah diamati karena organ terletak di bagian dalam tubuh. Contohnya, manusia akan berkeringat saat cuaca panas, dan tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh serangga, sehingga mempunyai bunga yang berbau khas. Quipperian, itulah penjelasan singkat mengenai ciri-ciri makhluk hidup. Untuk memperdalam pemahaman mengenai materi ini, kalian bisa langsung bergabung dengan Quipper Video untuk mempelajarinya melalui video pembelajaran yang disediakan. Ayo, bergabung sekarang juga!
Pewarisansifat pada makhluk hidup selanjutnya mengenai bentuk rambut. Bentuk rambut juga dikode oleh gen. Ada dua macam gen yang mengendalikan bentuk rambut, gen C (dominan) mengkode rambut keriting, dan gen s (resesif) mengkode rambut lurus. Bentuk rambut merupakan kasus yang menarik yang dikenal dominansi tidak sempurna.
jYs3j.